Tolong carikan informasi lanjut tentang informasi yang saya peroleh dari beberapa teman etnis tionghoa yang ngungsi dari Aceh. Salah satu dari mereka mengaku ke teman saya, bahwa biaya untuk terbang dari dan ke Aceh dengan Hercules sangat mahal.
Sayang teman saya itu tidak tahu berapa biaya yang dibayarkan kawannya itu ke oknum yang nakal.
Menurut salah seorang korban yang sempat di evakuasi ke Medan, mereka ditarik biaya Rp 200 ribu. Selain itu akan sangat sulit ikut terbang dengan Hercules jika tidak memiliki kolega di kalangan TNI AU maupun AD.
Hari ini saya berkeliling dari arah Lhokseumawe menuju Bireun. Di jalan, tepatnya di Kec Muara Batu secara tiba2 ribuan warga tumpah ruah ke jalan. Rupanya ada isu banjir susulan. Warga panik dan berusaha mencari lokasi yang aman. Saat asyik meliput, ternyata puluhan orang sudah masuk ke dalam mobil kru. Mau tidak mau, saya perintahkan supir membawa mereka dulu. Setelah supir datang kami berbalik arah menuju Lhoks lagi. Baru 100 meter jalan tiba2 ada seorang ibu2 yang baru melahirkan sedang sekarat di tepi jalan. Mereka menyetop mobil dan minta tolong ibu itu dibawa. Supir kembali kami suruh mengantarkannya.
Setelah supir balik, kami mendapat info bahwa si ibu dibawa ke sebuah klinik bidan yang berada dalam kondisi darurat. Kami sepakat menuju kesana untuk melihatnya. Benar saja, klinik itu ada di desa pintu makmur, dekat dari bandara Malikussaleh, berada di sebuah sekolah.
Karena takut gempa susulan, para ibu yang melahirkan ditempatkan di sebuah pondok darurat. Ibu bidan bernama Wartawati (kebetulan namanya akrab dengan kita) mengaku sudah membidani 15 bayi selama gempa ini. Bahkan saat terjadi gempa ia sedang membantu persalinan 6 orang bayi. Ke enam ibu saat itu terpaksa melahirkan di lapangan karena semua warga diminta keluar rumah. Dalam kondisi darurat mereka menolong ibu-ibu itu.
Saat ini, ibu yang baru melahirkan masih ada yang bertahan di dalam pondok darurat itu. Mereka ditemai keluarga masing-masing. Dan, makan mereka semua ditanggung oleh si bidan yang mengaku sudah 7 tahun kerja belum mendpaat rezeki diangkat menjadi PNS. Ia sendiri yang baru melahirkan 2 bulan lalu saat ini harus sibuk membantu sesama.
Menurut saya, orang seperti ini juga layak mendapat bantuan. Sampai sekarang, ibu bidan inimembiayai sendiri semuanya. Dan ia luput dari perhatian karena lokasinya jauh dan tersembunyi di dalam sebuah sekolah dasar, SD 8 Muara Batu.
Denny S. Batubara
Reporter Metro TV di Medan
dennysb.multiply.com